Mercedes-AMG One bukanlah mobil biasa yang bisa kamu temui di parkiran mall atau sekadar lewat di jalan tol. Ini adalah hasil kawin silang ekstrem antara teknologi Formula 1 dan regulasi jalan raya. Diperkenalkan pertama kali sebagai proyek ambisius oleh divisi AMG dari Mercedes-Benz, AMG One bukan hanya supercar, tapi pernyataan keras bahwa dunia otomotif tidak lagi bermain di garis batas, tapi mulai mengaburkan batas itu sendiri. Mesin hybrid 1.6 liter V6 turunan langsung dari mobil F1, digabungkan dengan empat motor listrik, menghasilkan total tenaga 1.063 horsepower yang terdengar seperti letusan kecil dari dimensi lain.
Sirkuit Nürburgring di Jerman menjadi tempat yang paling cocok untuk melihat keganasan sebenarnya dari AMG One. Jalur sepanjang 20,8 kilometer ini punya tikungan, elevasi, dan trek lurus yang menguji semua aspek kendaraan — bukan cuma kecepatan, tapi juga daya cengkram, stabilitas, dan manuver ekstrem. Di sinilah AMG One mencatatkan waktu legendaris 6 menit 35 detik, mengalahkan hypercar lain yang bahkan lebih ringan dan minim emisi. Angka itu bukan cuma statistik, tapi bukti nyata bahwa mobil ini bukan sekadar mobil pajangan di pameran Geneva.
Namun keunikan AMG One tidak berhenti pada performa. Salah satu fitur paling gila adalah fakta bahwa mesinnya punya batas rotasi 11.000 RPM dan perlu diganti oli seperti mobil balap sungguhan. Bahkan saat idle pun, suara mesinnya terasa seperti raungan binatang yang ditahan dengan rantai. Suspensinya bisa berubah tinggi-rendah secara otomatis tergantung mode berkendara. Saat mode Track diaktifkan, mobil ini turun beberapa sentimeter untuk memaksimalkan aerodinamika, dan spoiler belakang terbuka seperti sayap jet tempur.
Masuk ke dalam kabinnya pun terasa seperti masuk ke simulator pesawat. Tidak ada konsol tengah konvensional, tidak ada ventilasi AC berlebihan, yang ada hanyalah fokus ke pengemudi. Setirnya mirip setir F1 dengan berbagai tombol mode dan layar kecil di tengah, sementara joknya menyatu dengan sasis artinya kamu harus depo di jepang slot tidak bisa memajukan atau memundurkan kursi, tapi harus menyesuaikan pedal dan setir ke posisimu. Ini bukan mobil yang ramah pengguna, tapi mobil yang memaksa penggunanya untuk belajar menjinakkannya.
Produksi AMG One dibatasi hanya 275 unit di seluruh dunia dan semuanya sudah terjual bahkan sebelum unit pertama dikirim. Setiap pembeli harus memenuhi sejumlah kriteria dan memiliki rekam jejak koleksi mobil yang gila. Harga dasarnya mencapai 2,7 juta euro dan itu belum termasuk biaya transportasi, pajak, dan pelatihan mengemudi yang ditawarkan oleh AMG untuk memahami monster ini dengan benar. Mercedes bahkan menyediakan simulator dan sesi latihan di sirkuit bagi para pemiliknya.
Walau AMG One legal digunakan di jalan raya, mobil ini lebih sering disimpan di garasi dengan suhu terkendali atau dibawa dalam truk tertutup menuju track day eksklusif. Penggunaan hariannya nyaris tidak realistis, karena selain suara yang membahana, mobil ini memerlukan pemanasan khusus, dan bahkan servis berkala hanya bisa dilakukan oleh teknisi AMG di fasilitas khusus.
AMG One bukan untuk semua orang. Ia adalah simbol keangkuhan teknik Jerman, upaya terakhir menyatukan kegilaan mesin bensin dan kecerdasan listrik dalam satu tubuh. Di tengah transisi dunia menuju kendaraan ramah lingkungan dan suara yang makin senyap, AMG One adalah letusan terakhir dari era brutal otomotif. Dan Nürburgring, sirkuit yang telah menyaksikan lahir dan gugurnya banyak legenda otomotif, menjadi saksi paling cocok atas kelahiran makhluk buas ini.
Kalau kamu melihat AMG One melintas di jalan, kamu tidak sedang melihat mobil, tapi sedang melihat bayangan masa depan yang menolak tunduk sepenuhnya. AMG One adalah pengingat bahwa kecepatan, suara, dan kegilaan teknis masih punya tempat—meskipun dunia sedang berubah.
BACA JUGA SELENGEKAPNYA DISINI: Tema Vintage: Vario 150 Tampil ala Motor Tahun 70-an